SHUTTERSTCOK.COM
Ilustrasi
TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com -
Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada bulan Maret 2012 sebesar
0,07 persen. Sedangkan, inflasi tahun kalender sebesar 0,08 persen.
"Dan inflasi year on year adalah 3,97 persen," sebut Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (2/4/2012).
Suryamin
menyebutkan, inflasi komponen inti Maret sebesar 0,2 persen, dan
inflasi inti secara tahunan adalah 4,25 persen. Dari seluruh 66 kota
IHK, lanjut dia, terjadi inflasi di 34 kota IHK. Sementara sebanyak 32
kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon dengan 1,33
persen dan Manado 1,12 persen. "Deflasi tertinggi yakni di Jayapura 1,44
persen," tambah dia.
"Terjadi deflasi pada bahan makanan sebesar 0,33 persen (pada bulan Maret)," sebut Suryamin.
Inflasi
tertinggi pada bulan Maret dicapai oleh kelompok pengeluaran makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan 0,46 persen. Sementara kelompok
pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami
inflasi dengan 0,2 persen.
Suryamin menjelaskan inflasi yang
terjadi pada bulan Maret karena adanya kenaikan harga cabai rawit di 46
kota IHK. Ini disebabkan kurangnya pasokan dari sentra produksi.
"Kenaikan tertinggi terjadi di Kediri sampai 86 persen, dan Gorontalo
sebesar 84 persen," tambah dia.
Inflasi juga disebabkan oleh
kenaikan harga cabai merah di 57 kota IHK. Kenaikan tertinggi terjadi di
Denpasar dengan 68 persen dan Kediri dengan 66 persen. Kenaikan di kota
IHK lain yakni 10-50 persen. Suryamin pun menyebutkan, inflasi juga
disebabkan oleh rokok kretek filter seiring dengan kenaikan cukai rokok.
Di mana terjadi kenaikan di 33 kota IHK. Tangerang menjadi yang
tertinggi dengan 6 persen dan Padang sebesar 5 persen. "Itu yang paling
mendorong terhadap inflasi yang paling utama," sebut Suryamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar